Rabu, 04 Januari 2012

PROFIL IBU HJ. RUQOYAH, S Ag.(pengelola)


Array Permintaan Rias pengantin sangat pesat. Saya memulai bisnis rumah pengantin muslim bukan karena ikut-ikutan, tetapi karena ingin berdakwah lewat jalur yang masih belum banyak  dilirik oleh  aktifis dakwah, umumnya yang  terjun di  bisnis ini adalah perias tulen tanpa pengetahuan  agama yang cukup, bahkan sebagian diantara mereka bencong/banci.

Banyak yang mengatakan  dunia rias pengantin muslim sedang booming saat ini, tetapi  kebanyakan yang terjun di bidang ini adalah perias-perias konfensional yang melayani rias pengantin muslim sekedar  permintaan pasar, tetapi miskin nilai-nilai syar’i;  mereka kurang faham  mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam rias pengantin muslim.

Sebagai alumni UIN, saya berusaha membumikan nilai-nilai Islam dengan kemasan yang tetap modis dan professional tanpa melanggar syar’i ,  tidak semata-mata mencari keuntungan, karena diatas segalanya saya bertanggung jawab kepada Allah yang Maha Memberi Rizqi.

Tidak gampang saya menjalani bisnis ini. Saya berada dipersimpangan jalan. Di satu sisi Latar belakang saya lebih dikenal sebagai “guru ngaji” selama 9 tahun, 2 tahun pernah jadi guru SD Islam, sehingga orang meragukan kemampuan saya sebagai perias, karena (kata orang) penampilan saya lebih cocok sebagai daiyah/ustadzah. Di sisi lain sesama aktifis dakwah saya dianggap terlalu berani, bermain di ranah yang cenderung dihindari para aktifis dakwah, karena dianggap mudah terpeleset pada pelannggaran  syar’i.

Dengan izin-Nya Yang Maha Rahim, saya ingin buktikan bahwa saya tetap bisa memegang batasan syar’i,seperti tidak mencukur alis, tidak menyambung rambut/sanggul,  tanpa kehilangan makna rias yang sebenarnya, membuat sang Ratu Sehari Tampil Cantik Mempesona ,dengan jilbab modis dan syar’i.

Rencana awal saya hanya fokus pada busana pengantin, kerena hobi menjahit sejak smp. Adapun soal dunia rias saya anggap bisa saya ambil dari perias mana saja. Tetapi seiring berjalannya waktu dan bisnis  rias mulai bergulir, akhirnya saya terjun langsung dalam bisnis rias.

Ada pengalaman pahit yang telah menggembleng saya; suatu saat ketika saya akan berangkat merias dengan 1 orang perias utama dan 1 orang asisten (ketika itu saya belum kursus rias). Sang perias utama terlambat datang, padahal hari itu dia ada 2 job rias. Satu dari saya satu lagi di gedung. Karena dia terlambat dia meninggalkan saya begitu saja dan memilih langsung ke gedung yang tentu bayarannya lebih besar. Tentu saja saya kelabakan, karena tanpa persiapan apapun, saya belum pernah merias wajah orang. Sejak itu saya berusaha keras untuk mendalami dunia rias muslim . Alhamdulillah saya sudah buktikan, konsumen saya puas dengan hasil kerja saya. di mana ada kemauan di situ ada jalan. Adapun  segala kendala dan rintangan itu akan mendewasakan kita.  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar